Akademisi Universitas Al-Azhar Jakarta itu mengemukakan pendapatnya dalam diskusi publik yang mengambil tema "Peran Pemuda Dalam pembangunan Masa Depan Menuju Indonesia Emas 2024", di Vendita Coffee kawasan Tebet Jakarta Selatan, Kamis sore (9/11/23).

" Momentum kepemimpinan anak muda dalam konteks alih generasi, ya saat ini. Para aktivis harus berani tampil mendobrak agar ke depan dapat mengisi panggung yang ditinggalkan generasi senior saat ini," terang Ujang. 

Meski mendorong kepemimpinan anak muda dalam konteks politik, pengamat nasional ini memberikan catatan penting sebagai kriteria utama bagi anak muda yang akan tampil. 

Kepemimpinan anak muda itu diperlukan terutama sebagai pewaris kepemimpinan politik ke depan. Namun ada kriteria yang perlu di milik. Tentu yang utama ia memiliki pendidikan yang baik, berkapasitas, memiliki leadership dan berintegritas," urainya. 

Kriteria ini penting kata dia agar menjamin keberlanjutan kepemimpnan nasional yang kuat. Tak bisa juga menurut dia kepemimpinan diisi oleh anak muda yang asal jadi karena faktor akses kekuasaan dan finansial seperti beberapa sosok yang muncul atas nama kaum milenial di lingkaran kekuasaan saat ini. 

Ujang memotivasi para. Aktivis dan mahasiswa yang hadir dalam diskusi yang menghadirkan pembicara dari relawan Go Gibran (relawan pemenangan Prabowo-Gibran)  oleh Sekjendnya, Azwar Mohammad bersama salah seorang tokoh muda Golkar.

Terkait sosok Gibran, sosok anak muda yang saat ini maju sebagai Cawapres, Ujang memberi apresiasi, meski tetap memberi catatan-catatan penting. Baginya terlepas sosok ini adalah anak seorang presiden yang berkuasa saat ini,  sekaligis walikota Solo, semuanya tetap harus berproses secara politik.

Hal itu akan menjadi proses pembuktian dirinya sebagai sosok yang dapat merepresentasikan anak muda masa kini atau tidak... (****).