BOKAT, KLIK NUSANTARA | Desa Poongon yang terletak di Kecamatan Bokat, Kabupaten Buol, terus menunjukkan geliat perkembangan yang positif. Sebagai desa terbesar di wilayahnya, Poongon kini bertransformasi menjadi pusat ekonomi berbasis pertanian dan perkebunan yang menjanjikan.

​Dengan jumlah penduduk mencapai 1.300 jiwa yang tersebar di 3 dusun dan 8 RT, Desa Poongon memiliki tantangan sekaligus potensi besar. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Jahidin pada masa jabatan periode pertamanya, desa dengan 347 Kepala Keluarga (KK) ini fokus mengoptimalkan sumber daya alam yang tersedia.

​Sektor pertanian dan perkebunan menjadi tulang punggung utama. Komoditas unggulan seperti jagung, kelapa sawit, hingga kelapa dalam menjadi motor penggerak ekonomi warga.

Baca juga : Jadi Andalan Ekonomi, Jagung dan Kakao Sulap Desa Duamayo Jadi Desa Mandiri

​“Alhamdulillah, sejak sawit mulai berkembang, ekonomi masyarakat perlahan membaik dan mulai sejahtera,” ujar Jahidin saat dijumpai di kediamannya, Kamis (25/12/2025).

​Dampak positif dari perkembangan sektor perkebunan ini sangat dirasakan pada aspek sosial masyarakat. Jika dahulu fenomena urbanisasi atau merantau menjadi pilihan utama para pemuda untuk mencari nafkah, kini tren tersebut mulai bergeser. Ketersediaan lapangan kerja di sektor sawit membuat para pemuda lebih memilih membangun desa mereka sendiri.

​“Sejak adanya sawit, anak-anak muda di desa sudah tidak lagi pergi merantau karena lapangan kerja tersedia di desa sendiri,” tambah Jahidin dengan nada optimis.

Baca juga : Harmoni dalam Keberagaman, Kades Nawal Optimalkan Sektor Pertanian di Desa Langudon

​Pemerintah Desa Poongon berkomitmen untuk terus mendukung pengelolaan pertanian yang berkelanjutan. Diharapkan dengan sinergi antara pemerintah dan dukungan berbagai pihak, ekonomi Desa Poongon akan tumbuh stabil dan memberikan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Keberhasilan Desa Poongon menjadi bukti nyata bahwa optimalisasi potensi lokal, jika dikelola dengan tepat, mampu menekan angka pengangguran di tingkat desa sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa harus meninggalkan tanah kelahiran...​(Agus/Rini)