
SULTENG – Tolitoli | Konflik antar nelayan tradisional dan nelayan modern menjadi permasalahan utama dalam hal pembagian zonasi tangkapan ikan untuk mencari solusi permasalahan pangkalan TNI Angkatan Laut Tolitoli Buol bersama instansi terkait mengadakan pertemuan antar sesama nelayan yang berseteru.
Perseteruan antara kelompok nelayan tradisional dan modern jika tidak diantisipasi sedini mungkin akan menimbulkan dampak negative terhadap mata pencarian mereka, sehingga langkah cepat yang diambil oleh Lanal Tolitoli dengan melakukan pertemuan guna mencari solusi terbaik.
Komandan Lanal Tolitoli Buol Letkol Laut Pelaut Hariono mengatakan, perseteruan antar kelompok nelayan ini dipicu lantaran adanya pengambilan wilayah yang sebelumnya sudah diatur oleh dinas perikanan setempat, dimana untuk nelayan modern yang menggunakan kapal besar jarak area penangkapan ikan ditetapkan 2 mil laut dari garis pantai namun kenyataannya mereka mereka melakukan pelanggaran dengan mengambil area penangkapan nelayan tradisional.
‘’Konflik antar nelayan ini kami lakukan mediasi, agar jangan sampai terjadi gesekan antar nelayan dilaut,’’ujar Komandan Lanal Tolitoli Buol Letkol Laut Pelaut Hariono kepada media ini. Rabu (24/2/2021).
Dijelaskannya, dengan adanya pertemuan nelayan tersebut, seyogyanya bisa mengakhiri perseteruan dan tetap menaati peraturan yang sudah ditetapkan terkait zonasi penangkapan ikan baik nelayan tradisional maupun nelayan modern.
Dalam pertemuan tersebut, selain difasilitasi oleh Lanal Tolitoli Buol juga dihadiri oleh Polsubsektor Pelabuhan Dede. dinas perikanan setempat, serta asosiasi nelayan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.
Kliknusantara / Sbr.