TOLITOLI-SULTAENG, KLIKNUSANTARA.COM | Bendungan Besar Irigasi Salugan rampung dibangun. Proyek Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tengah (BWS) Sulteng itu kini mulai dimanfaatkan warga terutama para petani yang menggarap lahan sawah di Desa Sibea.
Pengawas Pekerjaan Daerah Irigasi Salugan dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tengah (BWS) Sulteng, Saiful Hasan mengungkapkan, bendung yang rencananya akan mengairi sekitar 3.268 Hektar lebih itu dibangun dengan dana sekitar Rp. 212 milyar yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Saat ini bendungan itu fisiknya sudah mencapai seratus persen dan kini tinggal pemeliharaan dan sudah dilakukan Penyerahan Tahap awal (PHO),”ungkap Saiful Hasan. (Senin, 09 Oktober 2023).
Dikatakan, karena sudah dilakukan PHO, sehingga dilakukan pembukaan irigasi secara bertahap untuk menghindari rusaknya bangunan jaringan irigasi.
“Kalu jika langsung dialiri dalam jumlah besar, bangunan jaringan irigasi berpotensi tergerus,” jelasnya.
Namun demikian, pintu bendung tersebut dibuka 24 jam selama ketersediaan air mencukupi serta sesuai kebutuhan demi membantu warga warga terutama para petani yang menggarap lahan di persawahan di Desa Sibea.
“Sejak bulan Juli 2023 pembagian air telah dilaksanakan koordinasi kepada Pengamat Daerah Irigasi Salugan serta telah dialokasikan air melalui Bangunan Induk Salugan 3 (BIS 3) dan Bangunan Sekunder Sibea 1 (BSSB 1) kepada Kelompok Tani khususnya pada sawah yang terletak di Desa Sibea,”ungkapnya.
Ditambahkan, bendung Daerah Irigasi Salugan nantinya akan mampu mengairi untuk 3.268 hektar sawah di Kecamatan Lampasio, namun untuk saat ini hanya bisa mengairi sebanyak 1135 hektar sawah. Sementara untuk luas baku lahan sawah cadangan 2953 hektar sawah akan dilakukan pembangunan di tahap kedua.
Sebab, untuk pembangunan irigasi di janja – oyom memerlukan penanganan khusus karena daerah tersebut termasuk daerah rawa. Sehingga itu pihaknya telah mengajukan penilitian mengenai lokasi yang akan dibangun agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
“Pada TA. 2023 dari BWS Sulawesi III Palu telah melakukan pengusulan untuk pelaksanaan Studi Khusus untuk penanganan pada ruas Saluran Sekunder Salugan dan ruas saluran Sekunder Kompi, agar dari studi tersebut dapat diketahui penanganan yang akan dilaksanakan pada ruas saluran tersebut,”jelasnya.
Saiful Hasan berharap, dengan telah beroperasinya bendung Daerah Irigasi Salugan di Desa Sibea kedepannya bisa meningkatkan produktifitas hasil pertanian padi sawah di daerah tersebut, sekaligus manjedi daerah lumbung pangan baru di Kabupaten Tolitoli.
“Dengan difungsikannya Bendung Daerah Irigasi Salugan masyarakat dapat membuka lahan yang lama tertidur menjadi sawah kembali, karena memang di daerah tersebut terbilang mudah untuk dijadikan sawah,”pungkasnya. Dibangun, Bendungan Besar Irigasi Salugan Siap Airi 3.268 Ha Sawah
Setelah selesai dibangun Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tengah (BWS) Sulteng, Bendungan Daerah Irigasi Salugan kini mulai dimanfaatkan warga terutama para petani yang menggarap lahan di persawahan di Desa Sibea.
Pengawas Pekerjaan Daerah Irigasi Salugan dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tengah (BWS) Sulteng, Saiful Hasan mengungkapkan, bendung yang rencananya akan mengairi sekitar 3.268 Hektar lebih itu dibangun dengan dana sekitar Rp. 212 milyar yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Saat ini bendungan itu fisiknya sudah mencapai seratus persen dan kini tinggal pemeliharaan dan sudah dilakukan Penyerahan Tahap awal (PHO),”ungkap Saiful Hasan. (Senin, 09 Oktober 2023).
Dikatakan, karena sudah dilakukan PHO, sehingga dilakukan pembukaan irigasi secara bertahap untuk menghindari rusaknya bangunan jaringan irigasi.
“Kalu jika langsung dialiri dalam jumlah besar, bangunan jaringan irigasi berpotensi tergerus,”jelasnya.
Namun demikian, pintu bendung tersebut dibuka 24 jam selama ketersediaan air mencukupi serta sesuai kebutuhan demi membantu warga warga terutama para petani yang menggarap lahan di persawahan di Desa Sibea.
“Sejak bulan Juli 2023 pembagian air telah dilaksanakan koordinasi kepada Pengamat Daerah Irigasi Salugan serta telah dialokasikan air melalui Bangunan Induk Salugan 3 (BIS 3) dan Bangunan Sekunder Sibea 1 (BSSB 1) kepada Kelompok Tani khususnya pada sawah yang terletak di Desa Sibea,”ungkapnya.
Ditambahkan, bendung Daerah Irigasi Salugan nantinya akan mampu mengairi untuk 3.268 hektar sawah di Kecamatan Lampasio, namun untuk saat ini hanya bisa mengairi sebanyak 1135 hektar sawah. Sementara untuk luas baku lahan sawah cadangan 2953 hektar sawah akan dilakukan pembangunan di tahap kedua.
Sebab, untuk pembangunan irigasi di janja – oyom memerlukan penanganan khusus karena daerah tersebut termasuk daerah rawa. Sehingga itu pihaknya telah mengajukan penilitian mengenai lokasi yang akan dibangun agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
“Pada TA. 2023 dari BWS Sulawesi III Palu telah melakukan pengusulan untuk pelaksanaan Studi Khusus untuk penanganan pada ruas Saluran Sekunder Salugan dan ruas saluran Sekunder Kompi, agar dari studi tersebut dapat diketahui penanganan yang akan dilaksanakan pada ruas saluran tersebut,”jelasnya.
Saiful Hasan berharap, dengan telah beroperasinya bendung Daerah Irigasi Salugan di Desa Sibea kedepannya bisa meningkatkan produktifitas hasil pertanian padi sawah di daerah tersebut, sekaligus manjedi daerah lumbung pangan baru di Kabupaten Tolitoli.
“Dengan difungsikannya Bendung Daerah Irigasi Salugan masyarakat dapat membuka lahan yang lama tertidur menjadi sawah kembali, karena memang di daerah tersebut terbilang mudah untuk dijadikan sawah,”pungkasnya... **
Tulis Komentar