Oleh: Syahrul E. Dasopang (Pengamat Sosial)
SAYA ingin merespon tulisan Nasaruddin Umar, atas nama Imam Besar Masjid Istiqlal Indonesia. Ditulis di Kompas. Judul tulisannya, Abrahamic Religions dan Kerusakan Alam.
Yang dimaksud Abrahamic Religions, yaitu agama-agama yang diturunkan dan dianut oleh anak keturunan Nabi Ibrahim As, yaitu agama Yahudi, Kristen dan Islam. Tiga agama inilah yang dipandang sebagai Abramic Religions. Bagaimana ketiga agama ini seolah-olah sama, padahal secara aqidah dan syariat beda, biarlah itu urusan Nasaruddin Umar dan kolega-koleganya.
Dalam tulisan dia itu, mengaitkan ajaran agama-agama serumpun Ibrahim dengan kerusakan alam, menurutnya benar. Doktrin agama Islam, Yahudi dan Kristen telah membawa kerusakan alam. Dia menuding konsep khalifah telah mengakibatkan kerusakan alam. Dia memperkuat pandangannya dengan mengutip pandangan Karen Armstrong yang mengatakan monoteisme Abrahamic Religions telah mempercepat kerusakan alam.
Menurut saya, pendapatnya ini keliru. Sejak kapan terjadi akselerasi kerusakan alam? Apakah sejak kehadiran agama Islam, Yahudi dan Kristen? Tidak, kan? Kerusakan lingkungan seiring dengan perkembangan kapitalisme dan revolusi industri dan juga penjajahan dan penjarahan dunia di luar Barat oleh Barat.
Jadi, sejak kapan? Sejak Barat yang mereka tadinya menganut Kristen dan Yahudi dalam kehidupan tradisionalnya, ajarannya diadaptasikan dan disesuaikan dengan kehadiran kapitalisme dan revolusi Industri di Barat. Kapitalisme dan revolusi Industrilah yang bertanggungjawab terhadap percepatan kerusakan alam. Dan hakikat kapitalisme ialah kerakusan hewaniah hingga mencopot pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari. Lalu kenapa agama disalahkan? Dan yang lucu lagi, dimana Islam tidak berurusan dan bertanggungjawab dengan riwayat kapitalisme Barat dan revolusi Industri yang kemudian membuat orang Barat menjajah dunia, termasuk menjajah wilayah Islam, kok diikutkan sebagai terdakwa dari perkara laju kerusakan lingkungan dan alam.
Gejala nihil kritis orang-orang dunia ketiga yang mengamini saja kampanye Barat tentang kerusakan alam, sudah bukan barang aneh lagi. Dan gejala inilah sebenarnya yang merusak integritas ajaran Islam itu, yang tadinya indah dan otoritatif, di tangan mereka menjadi kerdil dan invalid.
~Bhre Wira
Tulis Komentar