JAKARTA, KLIKNUASANTARA.COM| Nama Anies Ahok mencuat jelang Pilgub DKI Jakarta yang akan digelar bersamaan Pilkada serentak 2024 ini. Keduanya ramai diperbincangkan masyarakat sepekan terakhir. Bahkan pemberitaan dan diskusi peluang keduanya untuk memimpin daerah yang sebentar lagi kehilangan predikat daerah khusus ibu kota, mencuri perhatian publik.
Bukan saja soal majunya mereka dalam kontestasi itu yang jadi perbincangan, namun yang ramai da menarik perhatian seputar topik ini justru apakah keduanya duel atau malah duet?
Sejumlah analis politik nampak berbeda pendapat. Masing-masing menguatkan argumentasi dengan mengupas berbagai sisi. Tentu saja semua memperhitungkan faktor-faktor kemenangan jika maju bertarung.
Berbeda dengan Ahok, dalama banyak kesempatan, Anies disebut sangat berpeluang kembali memimpin Jakarta. Sejumlah karya dan kebijakan yang dianggap pro rakyat yang ditinggalkan periode sebelumnya masih tampak.
Meski demikian, pro kontra juga mewarnai wacana masuknya Anies jadi cagub mengingat ia pernah jadi capres walau belum menang. Pihak yang mendukung Anies maju 01 DKI beranggapan masih banyak yang perlu sentuhan Anies di Jakarta. Belum lagi posisinya sebagai Gubernur itu merupakan panggung politik menunggu Pilpres berikutnya.
Mengulas peluang duel atau duet Anies-Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta, Pakar Politik yang juga Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Ujang Komarudin angkat bicara. Dalam analisisnya, peluang duet itu sangat sulit, ruwet pula.
Jangankan duet, duel pun belum tentu kata dia. Ujang menggambarkan beberapa alasan dalam analisisnya sehingga peluang itu sangat kecil kemungkinannya. Setidaknya ada 4 alasan dalam pandangan pengamat politik nasional ini.
"Duet itu kalau menurut saya, sulit. Pertama, keduanya pernah jadi Gubernur. Apakah Ahok mau posisi wakil," ujarnya dengan ungkapan pertanyaan.
Selain faktor psikologis dalam hal siapa posisi wakil, faktor Kesua, mereka belum memiliki partai pengusung karena semua partai sudah memunculkan jagoannya masing-masing.
Berikutnya, papar Dr. Ujang, baik Anies maupun Ahok, memiliki segmentasi pendukung yang berbeda di masyarakat. Ia menyangsikan jika pendukung mereka akan mau memberi dukungan. Kedua pendukung itu susah disatukan.
Alasan Keempat menurutnya jauh lebih rumit bagi ahok sendiri. Hal itu terkait fakta jika Ahok pernah menjadi terpidana kasus penistaan agama.
"Secara faktual, (Ahok) juga pernah tersandung kasus penistaan agama. Kalau didorong maju berpasangan Anies dengan Ahok, ada sentimen itu (penistaan agama) dari lawan politik," ujarnya.
Bagi pengamat yang dikenal ramah dan sejuk ini, Anies dan Ahok, dipasangkan aja sulit, kalaupun bisa, untuk memangnya juha susah.... ****
Tulis Komentar